Rabu, 31 Desember 2008

Percik Permenungan di Malam Tahun Baru.....

Sesuatu yang mengganjal di hati, kalau dibiarkan, tidak diungkapkan dengan seseorang atau dituliskan maka akan semakin menyesakkan dada.
Tulisan ini mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi kawan-kawan semua para pembaca blog saya ini.

Suatu ketika saya membaca ringkasan Novel Laskar Pelangi. Wah, sebenarnya seharus novel seperti itu, beberapa puluh tahun lalu sudah ada yang menulis. Dengan harapan bisa menjadi bahan perenungan bagi para pembesar di negeri kita tercinta ini.

Sebuah pulau yang sangat jauh dari akses kota terdekat, di sebelah selatan pulau sumatera, satu-satunya pulau di kabupaten Lampung Barat. Namanya Pulau Pisang. Di pulau itu ada 6 desa, tetapi yang masih ada penghuni menetapnya hanya satu 3 desa lagi.
Di tahun 80-an pulau pisang sangat ramai. Dengan hasil cengkeh yang melimpah, kerapkali orang-orang jauh, seprti orang padang, para pedagang, bahkan kapal-kapal sering mampir meski hanya sekedar untuk menikmati pemandangan pulau.
Mercusuar yang oleh orang pulau disebut "Lentera" ada yang bertugas dari dephub, berikut anak-istri mereka. Orang padang kebanyakan berdagang Miso, atau pakaian jadi. Ada juga membuka jasa penjahitan pakaian. Karena memang daya tarik hasil pertaniannya, berupa cengkeh sangat melimpah.
Sampai-sampai orang-orang sekitar daerah Krui adalah daerah intan, karena terkenal dengan cengkeh yang melimpah.
Bayangkan tahun 80-an ketika nilai rupiah masih sangat tinggi, harga cengkeh setara dengan 1 gram emas. Makanya tidak heran orang-orang disana, kebanyakan punya simpanan emas batangan yang cukup banyak. Apalagi yang mempunyai kebun cengkeh yang ckup luas, sampai punya rumah di Bandar Lampung lebih dari satu.

Ada hikmah dari kisah pulau yang tertinggalkan itu. Itulah, kalau Allah mau mengambil nikmat dari suatu kaum / seseorang tidaklah sulit. Dengan sekejap, Dia bisa ambil. Bahkan tidak tersisa.

Saat-saat yang paling mengasyikkan ketika mengingat pulau pisang adalah dimana tahun 80-an itu nilai-nilai agama masih sangat kental. Tidak ada istilah Muli-Maranai (Gadis-Bujang) jalan berdua apalagi bergandengan tangan. Sangat tabu. Disetiap rumah selepas maghrib, alunan kalam Ilahi bersautan-sautan yang dibaca oleh para penghuni kampung. Surau atau musholla penuh sesak anak-anak yang mengaji pada guru gaji. Bahkan Muhammadiyah dan NU sampai mengirimkan guru-guru dengan digaji dari organisasi pusat kedua organisasi itu.

yang paling mengesankan, kalau musim lebaran tiba. Yang sekolah atau kuliah pasti pulang. Semakin semarak. Ada pertandingan sepakbola, bola volley, dsb. Begitu juga kalau bulan agustus, meski yang sekolah jauh tidak pada pulang, tetapi tetap ramai, dengan kegiatan olahraga. Seluruh penduduk desa, berkumpul di tanahlapang memperingati hari kebebasan tersebut. Sungguh patriotik.
Aha, saya jadi inget. Kebiasaan disana kalau 17-an semua sekolah upacaranya menjadi satu. Dan yang jadi Inpsektur Upacara para kepala desa bergiliran dari tahun ke tahun. Nach tahun berapa ya, yang pasti saya waktu itu kelas 5. Berarti tahun 86, kebagian membacakan Pembukaan UUD '45. Bayangin dari seluruh sekolah di pulau itu. Ada 1 SMA, 2 MTs, 3 SD, 1 TK. Smua murid ikut, begitu juga dengan guru. DItambah semua perangkat desa dari 6 desa.
Gimana gak deg-degan. Nah waktu itu sebenarnya udah dibelikan Celana seragam baru oleh Bak (Bapak). Tapi yang saya pakai adalah tetap celana yang lama, udah lusuh banget.
Bak gak tau, karena berangkatnya duluan. Nach, si Inspektur kebetulan Pak Balak (Pak De) Nazhul kepala desa Pasar Pulau Pisang yang terkenal agak killer diantara kepala desa yang lain.

Pas saya udah maju mau membacakan UUD'45. Karena waktu itu, para petugas harus maju ke depan semua, ketika melaksanakan tugas. Jadi tidak ditempatnya masing-masing. berhadapan langsung dengan sang Inspektur. Saya sudah siap persis didepannya. Tapi sama si Killer, dikasih kode dengan tangannya, yang menandakan bahwa posisi saya kurang lurus. Yang aslinya udah deg-degan, tambah ciut juga nyali. Dasar si Nazhul.....

Tapi, lambat laun suasana itu hilang. Apalagi diikuti oleh banyaknya penduduk pulau yang meninggalkan pulau karena tidak ada yang diharapkan lagi. Banyak yang pindah ke kota Krui, ada yang menjadi pedagang, ada yang sekedar bertukang bahkan ada yang jadi tukang becak. Padahal termasuk saru orang sana (karena pi'il lampung) menjadi tukang becak.

Pulau pisang...
Kapan ada kesempatan lagi sekedar menjenguk rumah peninggalan Mak-Bak ya....
Jadi kangen.....

Senin, 29 Desember 2008

HIDUP III : Sedang dimana kita.....

Ketika merenung sejenak, sesaat menghela nafas, lalu rangkai kembali jalan yang sudah terlalui dalam kembara, maka seharusnya, pertanyaan akhirnya adalah Sedang Dimana Kita sekarang ini.
Waktu begitu cepatnya berlalu, dan suatu saat perjalanan ini pasti akan berakhir. Akhir itu sendiri adalah awal dari Kehidupan yang sesungguhnya. Hari ini seharusnya bisa dijadikan momentum untuk "kebangkitan" kembali dari keterpurukan. Keterpurukan dari kekosongan ruh. Karena kekosongan ruh itu adalah Keterpurukan itu sendiri.
Padahal sekecil apapun kesalahan yang kita perbuat pasti akan dimintai pertanggunganjawaban oleh yang Maha Memiliki Hidup ini. Bahkan setiap helaan nafas sekalipun tidak luput dari pengawasanNya.

Akhir dari perjalanan didunia ini adalah keniscayaan. Akan tetapi titik perhentian itu adalah rahasia Allah. Seharusnya karena kita tidak tau dimana ujung jalan ini, mawas diri adalah jalan terbaik.
Kita terlalu sombong dengan apa yang sudah kita capai. Padahal seandainya Allah mau mengambil, kapanpun Dia bisa ambil.

Terkadang yang Allah beri berlebih, lupa bahwa semua itu adalah sesuatu yang fana. Merasa diri paling berpunya, hingga lupa pada hak-hak saudara-saudara yang ditakdirkan kurang beruntung.
Yang diberi Allah paras yang rupawan, terkadang kerupawanannya itu bukannya membuat dia menjadi orang pandai bersyukur dengan nikmat wajah rupawan yang sudah Allah anugerahkan padanya. Merasa paling ganteng/cantik sendiri. Sehingga merendahkan orang lain yang juga kurang beruntung karena diberi Allah wajah yang biasa-biasa saja.
Yang Allah kasih kemudahan dalam Ilmu pun demikian. Padahal, seperti kisah seorang Profesor, ketika dia menjelaskan hakikat ilmu. Dengan pemahaman yang sangat sederhana. Manusia dilahirkan tidak membawa apa-apa. Sehelai kainpun tidak. Apalagi segudang ilmu. Lebih lanjut sang profesor bercerita, ketika dia harus menyelesaikan Disertasinya. Bahwa sudah berbulan-bulan formula yang dia cari tidak kunjung ketemu. Bahkan sudah sampai pada titik nadir. Sang profesor sudah mulai putus-asa. Nach ditengah ke-hampirputus-annya itu, tiba-tiba ilham itu datang. Allah kasih kemudahan, dan uniknya itu sama sekali tidak prosedural sesuai dengan step-step percobaan yang sudah dia lakukan. Seperti datang begitu saja.
Itulah hakikat ilmu bagi manusia. Bahwa kita sebenarnya hanya menunggu kemurahan Allah SWT. Dengan usaha yang gigih, mudah-mudahan Allah akan mencurahkan sepersedikit dari Ilmu Allah yang Maha Luas itu.
Lalu apa yang bisa membuat kita sombong dengan ilmu yang sudah kita punya? Tidak ada sama sekali.
Karena hakikatnya semua Ilmu itu adalah milik Allah semata.

Terkadang ketika kita sedang dipuncak kesuksesan, kita tidak care dengan orang lain. Karena berpikir bahwa kita tidak butuh orang lain, apalagi secara strata sosial, ekonomi kita jauh diatas orang lain. Padahal siapa yang tau nasib kita esok hari.
Sebenarnya kisah-kisah masa lampau, baik itu yang termaktub dalam Qur'an maupun kisah peradaban kemanusiaan secara umum cukuplah bagi kita menjadi pelajaran (ibrah). Bagaimana misalnya Allah sampai ceritakan dalam satu surat khusus tentang kisah Yusuf as. Bagaimana seorang sangat rendah strata sosialnya Allah angkat derajadnya setinggi-tingginya.

Diriku, sahabat,
Tulisan ini adalah sekedar refleksi untuk diri sendiri. Tapi kalau bermanfaat untuk kawan-kawan semua, Alhamdulillah saya sangat bersyukur. Pengalaman-pengalaman bathin selama perantauan benar-benar membuat saya sangat bersyukur. Bersyukur karena Allah beri pengalaman-pengalaman itu dan mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran dalam hidup saya.

Suatu kali seorang ibu bercerita. Bahwa dia sudah beberapa minggu berhenti jualan pisang goreng. Padahal pelanggannya sudah cukup ramai. Dia mungkin sekedar ingin menumpahkan apa terpendam, meski agak cenderung agak berharap dengan manusia. Suaminya sakit ginjal dan harus berobat rutin. Pada saat dia cerita, suaminya sudah agak baikan tetapi sudah sangat kurus. Yang pasti, karena kena ginjal, jadi gak bisa membantu dia jualan lagi. Si ibu punya seorang teman akrab. Kebetulan akrabnya sudah sejak anaknya TK sampe sekarang anaknya sudah kelas 2 SMP. Karibnya itu punya anak yang satu sekolah dengan anaknya. Mulai dari TK sampe SMP. Jadi kebayanglah betapa sudah lamanya mereka kenal. Saling kunjung sudah biasa. Sang karib adalah istri seorang pejabat di Cabang Bank Swasta. Meski bukan kepala cabang, tapi bisa dibayangkan secara finansial pasti jauh lebih mampu. Si ibu meneruskan ceritanya, ketika dia kepentok karena uang modal sudah terkuras untuk biaya sang suami berobat, bahkan sudah tidak bisa jualan lagi. 2 buah sepeda motornya pun sudah ikut terjual. Dia mencoba mencari utangan ke karibnya tersebut.
Dengan alasan bla...bla.... hasilnya Nihil. padahal lanjut si ibu tadi, cuma mau pinjam 150 Ribu rupiah.
Tidak sampai disitu, sudah tidak dapat pinjaman, teman-teman sang karib tadi bisa tau semua kalau si ibu mau pinjam uang 150 rb ke beliau.

Apa pelajarannya? Itulah orang jaman sekarang. Kepedulian dengan orang lain sudah sampai pada titik terendah /nadir. Seakan-akan tidak butuh dengan orang lain lagi. Karena merasa apa yang dia miliki adalah miliknya sepenuhnya.

Ketok-e wis mulai ngelindur ceritane.
Udah dulu ach....


By Nit
##Ketika Sebagian Penduduk Bumi saut-sautan Ngorok-e :-) ##



Jumat, 26 Desember 2008

Sebuah Coretan dalam Kejenuhan....

Kadang kalau udah terlalu capai, masalah kecil bisa 1 jam gak ketemu-ketemu. Tapi masih penasaran aja. Abis, perasaaan udah sama persis dengan logika diatas. Benar saja, ditinggal sebentar, bersenandung, ditambah seseruputan kopi mix yang hangat, ditelusuri pelan-pelan, mmmm.....gara-gara SPASI doank. Dasarr........

Senandung syair-syair "berat" ebiet ga'far ade masih terus mengalir, satu-satunya teman ditengah malam ini. Tidak terasa sudah pukul 2 dini hari. Otak udah mulai gak konsentrasi, kayak nyangkut kayak gak. Sepertinya tubuh udah mulai protes berat. Antibodi sudah udah mulai habis. Tapi kalau tidur jam segini, pasti sholat shubuh kesiangan. Paksain ach....

Tapi memaksakan diri dalam capai, justeru tidak efektif (biasanya) karena besok pasti aktifitas berhenti total, harus dipaksakan istirahat. Sebab tubuh butuh pengganti antibodi yang hilang. Kalaupun dibantu dengan madu, palingpaling membantu supaya tidak sampe drop bener.

Kalau sendiri begini, jiwa sentimentil muncul begitu saja. Atau tak bawa sholat Lail aja mungkin, bisa meredam kegundahan. Tapi berat sekali kalau udah lama enggak melakukannya. Aku butuh kekuatan dari-MU Rabbi. Gundah ini karena aku tidak terlalu dekat denganMu akhir-akhir ini. Sholat yang seharusnya bisa menjadi penyegar, akhir-akhir ini seperti hanya untuk menuntaskan kewajiban.

Mmmm.... syair HIDUP IV dari ebiet g ade, mengalir deras.
Syair yang cukup unik, sedikit menerbangkan alam pikiran pada sejarah hidup ini.
......
Sik yo, tak nikmatin dulu syair-syairnya....


Nit


Kamis, 25 Desember 2008

Koneksi VFP ke IBM DB2....

Mungkin bagi temen-temen yang masih berkutat tools desktop VFP80/90, tulisan ini bermanfaat.

Karena sekarang ini, saya masih berkubang di danau bernama IBM DB2 alias Database Bingung Banget :))
saya coba mainan lama VFP80, koneksi pake' sqlconnectstring ke DB2 ternyata simple, begitu juga koneksi ke MySQL (opensource DB).

##Koneksi ke IBM DB2##

1. pastikan DB2 Admin Client sudah terpasang dengan sempurna di PC / Lepi anda. Artinya, {IBM DB2 ODBC DRIVER} sudah terinstall dengan baik.
2. Untuk percobaan, anda tidak perlu membuat form/screen, coba aja di command editor VFP80.
3. Buat variable "lcKonek", sebagai operan untuk koneksinya.

lcdriver2 =
"{IBM DB2 ODBC DRIVER}"
lchostname2 = "[Nama Server/Host/IP]" &&misalnya Capten/sebutkan IP addressnya
lcPort2 = "[port dari DB2 server dimana DB terinstall" &&biasanya 50000 / 50001 / tergantung adminnya
lcProtocol2 = "[protocol yg digunakan]" &&biasanya "TCPIP"
lcDatabase2 = "[nama databasenya]" &&misalnya DBku
lcUID2 = "[user id DB tsb]"
lcpwd2 = "[Password DB tsb]"

lcKonek ="driver="+lcdriver2+";database="+lcDataBase2+";hostname="+lchostname2+"port="+lcport2+
";protocol="+lcprotocol2+";uid="+lcUID2+";pwd="+lcpwd2+";"

***buat koneksi variable
gnConn =sqlstringconnect(lcKonek)

nah, kalau nilai dari gnConn2 >0 maka koneksi suksesss...

Kalau udah sukses, anda bisa mencoba perintah query sak karepmu wis.....

Misalnya :
sqlexec("gnConn,"Select * from tableku","cursorku")
maka hasil dari query tersebut akan keluar sebagai cursor di VFP80.

Ingak...ingak....
Structure Data di DB2 ketika di cursor ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
- semua tipe Numeric (decimal, smallint,numeric), akan keluar sebagai numerik KECUALI "BIGINT". Bigint ketika di cursor VFP80 diterjemahkan sebagai tipe Memo. Jadi Anda kudu convert dulu dengan sintaks VAL(namafieldnya) kalau mau mainin tuh field.
- tipe string, apapun namanya, kalau sourcenya mempunyai lebar > 254 maka akan diterjemahkan sebagai Memo juga. Tapi memo kan caracter juga.




Jumat, 19 Desember 2008

H I D U P II

Sepi di dalam
sunyi di luar
Senyap.... jagad......senyap.....mayapada.......
Jiwaku senyap........
Bak-Mak menari-nari dalam sanubari....
Buatku tersenyum sejurus....

Hening.....
Mengalirkan intuisi.........
Membawa terawang pada masa lalu......
Antara cinta sejati yang mengalirkan darah pada nadi ini.....
dengan rasa bersalah.....

Lelap....
Aku terlelap....
dalam buaian mimpi-mimpi kosong.....
Seakan tidak menjejak bumi....

Bangunkan wahai
malaikat pemberi rahmat.....
Kumpulkan cinta sejatiku....
yang terserak-serak.....

by Nit


Selasa, 16 Desember 2008

Hidup 1

Sejatinya hidup itu adalah serangkaian langkah-langkah
langkah menuju kehidupan itu sendiri
Artinya hidup baru disebut kehidupan
apabila ada langkah.

Sekecil apapun langkah tetaplah sebuah langkah
Sejauh apapun langkah mundur tetaplah sebuah kemunduran
Maka pastikan bahwa segenap langkah adalah langkah ke depan
yang berarti kehidupan telah berusaha dibangun

Artinya adalah,
supaya langkah selalu menuju kedepan MAWAS DIRI.

Nit


Minggu, 14 Desember 2008

Migrasiiii....Migrasi...........


Seharusnya waktu-waktu seperti ini, jam 2 dini hari, sudah terlelap tidur. Paling tidak kalaupun bangun malam, seharusnya waktu untuk Mengadu dengan Sang Penguasa Jagad Ini. Ini mach.... masih berkutat dengan pekerjaan yang tidak habisnya. Kayaknya nikmat sekali tidurnya si Ipunk, suara ngoroknya sampe kedengaran dari ruang sebelah. ZZZ.....Zzzz....Zzzzz. Punk....Punk bikin gue ngiri aja lo.

Kalau lagi dikejar deadline aja waktu kayaknya begitu cepat berlalu. Detik, menit, bahkan satu jam seperti terasa cepat sekali. Coba kalau disuruh "nunggu", satu menit rasanya setahun. Apalagi kalau anak muda sedang tertular virus cintrong, bach.... nunggu malam minggu berikutnya kayak nunggu 15 tahun :))
? Satu abad kelamaan kali ye.

Si Bimbim lagi, sekarang gak disini. Tadi malam khan lumayan enaklah, ada temennya. Ada yg diajak ngobrol. Tapi kadang sendiri itu perlu, lebih khusssukh kaliya. Kerjaan bisa cepet kelarr.

DB2 emang top bangeeets. Top rumitnya maksudnye. Makanya gak seberapa diminati timbang oracle alias DB Ora Kelar-Kelar. Tapi lumayanlah nambah-nambah perbendaharaan elmu. Paling gak ngartilah kalau ada yang butuh... he3x.

Oke Jabrik, Gondrong, Gundul, Cepak.... elo pada temen gue semua. Sorry ya, Email2 elo pade, gue sesekin atu postingan Catatan Pribadi Terbuka ini. Mudah-mudahan elo pade jadi inget gue begitu dapet postingan ini. :))
Ech lupa..., untuk Bu De, sorry emailnya saya add ke list receiver blog saya ini.

Ciaaats... tempur lagi... :((



Sabtu, 13 Desember 2008

Aahaa....ceeetiiing....

Sejujurnya saya lebih berasumsi bahwa para bloggers kayak kerjaan orang yang "tidak ada kerjaan". Kayak gak ada kerjaan lain. Tapi, entah kenapa pengen juga, membuat sebuah blog sebagai media untuk menumpahkan segala rasa yang terpendam, yang tidak bisa tertumpahkan pada teman atau kawan sejalan.

Saat-saat masih SMA dan Kuliah, menurutku yang paling tepat menumpahkan segala uneg-uneg adalah membuat puisi. Ada kepuasan tersendiri ketika sebuah puisi bisa terselesaikan. Lebih-lebih, waktu SMA dulu, ketika ada cewek yang disukai... sepertinya ide untuk membuat puisi mengalir bagai air bah.
Suatu ketika ada seorang teman sekelas, yang pada awalnya sama sekali tidak menarik, tapi karena sering jumpa. Cerita..., belajar bareng, lama-lama tumbuh rasa simpatik. Meski sebenarnya dia bukan tipe cewek yang saya idamkan. Tapi karena sering ketemu, akhirnya ada benih-benih rasa tertarik ama tuh cewek. Tapi jujur aja dia manis juga sih.
Indikasinya gampang aja, ketika puisi begitu gampang terselesaikan. Suatu hari , saya buat sebuah prosa liris, dengan tokoh yang saya samarkan, tetapi masih ada kemiripan dengan namanya. Lalu saya tempel di Mading (majalah dinding) sekolah, temen-temen pada tau akhirnya kalau saya suka ama tuh temen.

Saat ini, sehabis ngobrol dengan teman, kok jiwa puitisku tiba-tiba muncul. Kenapa ya.....?



Jumat, 12 Desember 2008

Perkebunan Robusta

Nyiur semilir angin laut
menerpa sekujur tubuh dekil
mengirimkan pesan, matahari segera berlalu
senja diufuk mulai keliatan memerah
diiringi suara hewan siang siap kembali ke peraduan

Segera kedamaian yg dibawa malam
akan kureguk bersama secangkir kopi robusta
ditemani celotehan bak-mak tentang hidup dan kehidupan
........................................
.......................................

Kamis, 11 Desember 2008

Ingat Pulau Pisang......

Mengingat kampung dimana aku dibesarkan, mungkin semua orang pasti akan bergetar hatinya. Tapi kalau mengingat masa-masa kecilku, kisah Laskar Pelangi mungkin tidak ada apa-apanya, paling tidak setaralah.

Pulau Pisang, itulah kampung halaman dimana saya dilahirkan oleh Mak tercinta. Pulau kecil dan satu-satunya di selatan Lampung Barat. Pulau yang dikelilingi pantai dengan pasir putih yang cemerlang. Pantai yang masih perawan, disepanjang pantai dikitari pohon kelapa yang nyiur kala angin berhembus. Itulah kampung masa kecilku.
Masa kecil yang indah, bermain ditepi pantai sambil berenang dipinggiran. Lautnya bersih, tidak ada polutan dari limbah-limbah kapal dan rumah tangga. Laut yang begitu mempesona.
Kalau mengarahkan pandangan ke laut bagian selatan, sejauh mata memandang hamparan laut yang luas. Sesekali ada kapal yang lewat.... menambah indah pemandangan.

Kalau selepas sekolah, dan laut sedang surut, sudah bisa dipastikan bersama-sama teman2 keciku, mengambil panah dan pancing untuk menghabiskan waktu di pantai sambil mencari ikan untuk sekedar tambahan lauk. Ikan karang yang lezat dan tidak tercemar.





Selasa, 09 Desember 2008

Kenangan Bersama Bak

Bak, adalah cinta sejatiku, setelah Allah,Rosul, dan Mak
Bak, adalah seperti hembusan sepoi angin ketika penat suasana
karena mengingatmu adalah kesejukan

Bak, adalah sebuah kenangan yang terindah
Bak, adalah sebuah matahari dalam lembaran demi lembaran hidup
Bak, adalah permata yang tidak pernah lekang dimakan usia
Bak, adalah motifasi gerak langkah

...........................


Senin, 08 Desember 2008

Tentang Jakarta

Sejatinya, dimanapun kita berada, sebenarnya tidak ada masalah. Karena ketenangan bathin itu datangnya dari Allah.
Kalau kita lihat banyak orang shalih justera bisa menghasil karya besar ketika raga mereka justeru terbelenggu.

Buya Hamka misalnya, bisa menyelesaikan karya yang sangat monumental. Tafsir Al-Azhar justeru dapat beliau rampungkan ketika raganya terbelenggu oleh penjara. Bahkan atas karyanya tersebut beliau dianugerahi Doctor Honoris Causa.
Lalu Sayyid Qutb. Justeru ketika raganya dipenjara, sebuah karya yang bisa menginspirasi jutaan kaum islam untuk peduli pada agamanya, yaitu Tafsir Fizhilalil Qur'an.

Dan banyak lagi kisah-kisah orang sholeh baik dari zaman klasik maupun kisah komtempores, yang mereka justera bisa survive bahkan berhasil dalam kekangan secara lahir, tapi jiwa mereka merdeka.

Sebaliknya, kadang kita menyaksikan dalam hirukpikuk abad modern ini, ditengah pencapaian materi yang semakin tidak terbendung banyak orang yang merasa kesepian. Bahkan tidak jarang yang mengakhiri hidupnya dengan tragis.

Wahai diri, sebenarnya dimanapun engkau berada, ketenangan selalu akan menyertai selama kamu berusaha dekat dengan Sang Khalik. Penguasa Jagad ini.


Sekedar Intermezo

Mari berhenti sejenak,
me-review sejauh perjalanan
yang telah terlalui

Mengenang masa-masa emas & kejayaan
Mengingat episode-episode kekalahan
Sudah begini jauh rupanya kaki ini melangkah

Tentang babak kejayaan
indah untuk terus direview
ingin rasanya secepatnya mengulangi masa-masa kemenangan itu

Pada episode keterpurukan
biarlah dia jadi cambuk untuk terus melangkah
menuju kemenangan berikutnya