"Kenapa Le kok libur...?"
"Ada lomba menggambar di GOR...."
"ooo...umar kok gak ikutan...?"
"jauh...,ummy gak bisa nganterin..."
"tapi kalo ummy bisa nganterin, mau ikutan...?"
"mmm....ya mau Bi. Tapi gak papa, lain kali aja kata ummy..."
"tapi temennya ikut semua to nak...?"
"ya gak semua bi...yang mau aja..."
Sedih juga mendengarnya. Namanya anak-anak pastilah senang kalau bisa bareng teman-temannya, apalagi suasananya agak beda, enggak seperti biasa yang dialami saban hari.
Coba abi ada le, umar pasti udah bersenang-senang dengan teman-temannya. Biasanya kalau agak dekat, p.salam setia selalu mengantar. Tapi kalau jauh, kasian juga. Ada perasaan bersalah juga, kalau udah seperti ini. Tapi gak apa-apa, sedari kecil biar mengenal tenggangrasa. Bisa memahami orang lain tapi tidak berusaha dipahami terus menerus oleh orang lain.
Anak adalah titipan yang harus dijaga. Layaknya sebuah amanah, maka suatu saat Sang Pemberi Amanah pasti akan meminta pertanggungjawaban dari apa yang Dia amanahkan itu. Seorang penerima titipan yang bertanggungjawab seharusnya memperlakukan titipan tersebut seistimewa mungkin. Jangan sampai ada cacat manakala sampai waktunya si penitip mengambilnya.
Menjadi orang-tua tidaklah sederhana, karena pertanggungjawabannya dunia akhirat. Harumnya nama para buah hati, adalah semerbaknya orang-tua. Keberhasilan anak adalah kejayaan orang-tua. Bau tak sedap yang menyeruak dari para buah hati adalah kekalahan para orang-tua.
Bak secarik kertas yang putih bersih. Bubuhan coretan pada kertas itu adalah kisah keteladanan orangtua. Kisah yang bisa jadi mengharu biru dengan akhir yang mengesankan. Atau kisah yang menyesakkan dada pada endingnya. Maka kertas itu harus ditulis dengan cerita yang terencana. Kisah harus berakhir dengan sempurna. Semuanya butuh ilmu dan kepahaman. Konsepsi tidak boleh salah sumber pengambilannya. Karena menjadikan mereka majusi, nasrani atau Orang Yg Berserah Diri (muslim) adalah para orang-tua.
Empat belas abad lalu, tatkala ilmu pengetahuan barat jangankan maju seperti sekarang ini, embrio pun belum ada. Islam dengan model manusia-manusia utama, dengan model sempurna Muhammad SAW, telah menorehkan catatan2 yang harus trus menjadi rujukan.
Bayangkan, dalam suatu keterangan dijelaskan, Rosulullah sebagai personalisasi dari Al-Qur'anul Karim, tidak pernah sekalipun menyuruh Fatimah azzahra untuk sholat. Rosul hanya memberikan keteladanan. Dan hasilnya, Fatimah adalah salah satu wanita paling mulia dalam jagad inii bahkan syurga pun sangat merindukannya.
Tidak ada jalan lain, tidak usah terlalu banyak menghabiskan energi untuk bicara ini dan itu, tapi berikanlah keteladanan. Itu saja kata kuncinya.
Coba abi ada le, umar pasti udah bersenang-senang dengan teman-temannya. Biasanya kalau agak dekat, p.salam setia selalu mengantar. Tapi kalau jauh, kasian juga. Ada perasaan bersalah juga, kalau udah seperti ini. Tapi gak apa-apa, sedari kecil biar mengenal tenggangrasa. Bisa memahami orang lain tapi tidak berusaha dipahami terus menerus oleh orang lain.
Anak adalah titipan yang harus dijaga. Layaknya sebuah amanah, maka suatu saat Sang Pemberi Amanah pasti akan meminta pertanggungjawaban dari apa yang Dia amanahkan itu. Seorang penerima titipan yang bertanggungjawab seharusnya memperlakukan titipan tersebut seistimewa mungkin. Jangan sampai ada cacat manakala sampai waktunya si penitip mengambilnya.
Menjadi orang-tua tidaklah sederhana, karena pertanggungjawabannya dunia akhirat. Harumnya nama para buah hati, adalah semerbaknya orang-tua. Keberhasilan anak adalah kejayaan orang-tua. Bau tak sedap yang menyeruak dari para buah hati adalah kekalahan para orang-tua.
Bak secarik kertas yang putih bersih. Bubuhan coretan pada kertas itu adalah kisah keteladanan orangtua. Kisah yang bisa jadi mengharu biru dengan akhir yang mengesankan. Atau kisah yang menyesakkan dada pada endingnya. Maka kertas itu harus ditulis dengan cerita yang terencana. Kisah harus berakhir dengan sempurna. Semuanya butuh ilmu dan kepahaman. Konsepsi tidak boleh salah sumber pengambilannya. Karena menjadikan mereka majusi, nasrani atau Orang Yg Berserah Diri (muslim) adalah para orang-tua.
Empat belas abad lalu, tatkala ilmu pengetahuan barat jangankan maju seperti sekarang ini, embrio pun belum ada. Islam dengan model manusia-manusia utama, dengan model sempurna Muhammad SAW, telah menorehkan catatan2 yang harus trus menjadi rujukan.
Bayangkan, dalam suatu keterangan dijelaskan, Rosulullah sebagai personalisasi dari Al-Qur'anul Karim, tidak pernah sekalipun menyuruh Fatimah azzahra untuk sholat. Rosul hanya memberikan keteladanan. Dan hasilnya, Fatimah adalah salah satu wanita paling mulia dalam jagad inii bahkan syurga pun sangat merindukannya.
Tidak ada jalan lain, tidak usah terlalu banyak menghabiskan energi untuk bicara ini dan itu, tapi berikanlah keteladanan. Itu saja kata kuncinya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar