Kehadiran kita di mayapada ini adalah hadirnya juga masalah. Tuhan menciptakan sesosok makhluk yang disebut manusia, dengan segala problematika yang sudah disiapkan Sang Pemilik Hidup itu sendiri. Sedari di dalam rahim ibu, kita sudah menciptakan masalah bagi orang-tua kita, khususnya sang ibu. Sembilan bulan menjadi beban bagi sang ibu. Bertambah bulan semakin bertambah berat. Sampai-sampai sang ibu sulit untuk bergerak tatkala menjelang masa-masa kehadiran kita di dunia ini. Makan pun kadang tidak nyaman karena pengaruh kita sebagai calon penghuni baru dunia ini.Saat kelahiran pun, kita sudah membawa masalah. Semua orang jadi report terutama ibu dan sang ayah. Sang ibu meringis menahan rasa nyeri yang tidak tergambarkan. Begitu juga ayah kita, dengan perasaan ketar-ketir, semua tidak dipedulikan karena menunggu kehadiran kita. Sanak family, bahkan tetangga sekalipun ikut direpotkan. Meski begitulah kita diciptakan untuk saling tolong, tapi sekedar perenungan bahwa kita adalah Masalah.
Menginjak remaja sampai kita sanggup merangkai sebuah kata Ijab, yang menandakan kita siap menjadi Penerima masalah, kita pun menjadi Masalah. Masalah bagi orang-tua pastinya. Saat itulah kita baru tau dan paham bahwa kita telah menjadi masalah bagi kedua orang tua. Tatkala kita sudah diberi amanah oleh Sang Pemberi Amanah, akan teringat semua kesalahan yang pernah kita lakukan pada orang-tua kita. Seandainya waktu bisa diputar ulang, ingin rasanya kembali ke masa lalu dan menjadi anak yang patuh dan berbakti. Oleh karena itu bersyukurlah bagi kita yang orang-tua kita masih ada. Kita bisa tebus kesalahan-kesalahan masa silam, meski kita tidak akan pernah bisa membalas apa yang sudah orang-tua kita berikan. Tapi paling tidak disisa umur mereka, kita bisa membahagiakan hati mereka, sekedar membawakan oleh-oleh yang menjadi kesenangan mereka. Karena orangtua tidaklah butuh gunung emas, mobil mewah, uang yang bermilyar jumlahnya. Yang mereka butuhkan hanyalah perhatian dan uluran kasih. Sekedar mendengarkan cerita dan nasehat mereka adalah sudah membuat mereka senang. Kenapa kita bisa tidak berhitung dengan apa yang kita keluarkan untuk keluarga kita (bagi kita yang sudah berkeluarga), tetapi demi orang yang paling berjasa dalam hidup kita, kita kadang berhitung begini dan begitu. Sekedar mengirimkan bingkisan ketika lebaran, kita masih harus berpikir berulangkali. Dilain pihak, demi anak dan istri, kita tidak perlu berpikir panjang.
Ibu-Ayah kita memang sudah uzur, mereka tidak memerlukan pakaian yang mahal untuk sekedar bergaya ke teman-teman mereka, tetapi apa salahnya kita belikan sekali-kali mereka pakaian yang bisa membuat hati mereka berbunga. Membuat mereka merasa diperhatikan, membuat mereka merasa memiliki buah hati yang pernah mereka lahirkan dan besarkan.
Pada untaian doa mereka, mereka tidaklah berdoa supaya kita menjadi orang berada, menjadi pejabat yang dihormati, menjadi saudagar yang usahanya dimana2, mereka hanya berdoa semoga kita menjadi orang yang berguna, menjadi manusia-manusia baik. Mereka hanya berharap kita tidak menjadi beban bagi orang lain. Oleh karena itu, berusahalah menjadi manusia seperti yang mereka harapkan, sehingga setiap untaian doa kita untuk mereka benar-benar doa yang di Ijabah. Karena doa yang di Ijabah hanyalah doa dari anak-anak yang sholeh. Doa yang akan menembus langsung ke Arsy-nya Allah, tanpa ada perantara. Doa seperti itulah yang implikasinya bisa langsung dirasakan oleh para orangtua kita. Apakah itu orangtua kita sudah bersemayam dibalik tumpukan tanah merah ditanah pekuburan ataupun orangtua kita yang masih hidup. Doa itu akan langsung dirasakan oleh mereka. Maka jadilah manusia seperti yang ada dalam doa-doa mereka yang mulia itu.
Setiap masalah harus dihadapi, bukan membalikkan badan lalu berlari darinya. Apalagi masalah itu kita yang menghadirkannya sendiri. Masalah apapun itu harus dituntaskan. Masalah dalam pekerjaan harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya, meski kadang tenaga dan pikiran harus terkuras. Masalah sekecilpun dalam rumah tangga tidak boleh sampai berganti hari, dia harus selesai sebelum pagi berikutnya menyapa. Masalah yang berkaitan dengan teman atau relasi begitu juga adanya. Karena setiap problem yang tidak selesai, justeru akan menjadikan masalah baru bagi diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar