Senin, 19 April 2010

::MANIFESTO SENYAP::.

Mata air kehidupan itu sesungguhnya tengah kau teguk kawan.
Sepuas-puasnya kau telan melewati kerongkonganmu.

Iya berhenti manakala nafasmu pun telah tersendat untuk selamanya.
Mata air kehidupan itu adalah semangatmu untuk menghadapi hidup itu sendiri.
Selagi semangat untuk menghadapi hidup masih menggelora
maka dengan atau tanpa sadar kau telah mereguk mata air kehidupan itu.
Tidak ada gunanya berkeluhkesah tentang kegagalan, keterpurukan atau kekalahan.
Toh pada azalinya, semua kemenangan itu diwarnai oleh bumbu-bumbu kekalahan,
karena dengan kekalahan membuat kita mara untuk maju ke depan, berjuang.


Coba kita renungkan kisah kehidupan kita sejak kita dilahirkan.
Kita dilahirkan, menyapa dunia ini dengan satu suara seragam,
artinya kita semua pada asalnya adalah sama saja : bayi tak berdaya, lemah dan cengeng. Bahasa ungkapan hanya satu juga: tangis.
Dalam ketidakberdayaan itu, ada tangan2 penuh kasih yang menggapai2 kita,
memberikan cinta sepenuh hati.
Karena kita adalah harapan perjuangan berkesinambungan menantang kehidupan.
Karena kita adalah harapan kebanggaan masa yang akan datang dari orang2 penuh kasih itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar