Kamis, 01 Januari 2009

Buat "I", Semoga Cepet di Kasih "Amanah" ya...


Setelah beberapa bulan kita tidak ngobrol bareng, kangen juga dengan stylemu yang meyakinkan itu "I" sekaligus kocak. Tadi pagi sorry setelah pembicaraan kita putus (karena emang yg kita pake Bukan Telepon Biasa :-) ) jadi wajar kalo gak nyaman menggunakannya, aku gak telpon lagi. Karena kayaknya udah gak ada yang penting lagi.
Tapi dari nada bicaranya, km agak jengah ketika ditanya tentang khabar istrimu. Yap kawan, aku sebagai temanmu juga ikut sedih, karena kalau tidak salah, udah sekitar 5 tahun ya kalian merit? Tapi sampai sekarang belum juga diberi Amanah ama yg Di Atas. Sorry, jangan tersinggung, seperti kata teman kita EM, mungkin "I" itu terlalu boros waktu berlayar dulu. Jadi "stok"nya udah habis, harus nunggu lama, baru bisa jadi Baby . Just Joke kawan. Jangan disimpan dihati. Km taulah, kitakan dah biasa becanda.

Saya yakinlah kamu pasti udah paham apa yang saya tulis disini. Tapi sekedar menajamkan keyakinan kita, dan sekedar pengisi waktu ditengah kesuntukan kawanmu ini menyelesaikan pekerjaan, tak apakan aku menuliskan sedikit advise buat kita semua. Mudah2an bermanfaat.

Gak tau ya "I", saya kok ditakdirkan punya teman/kenalan yang senasib dengan kamu. Kalau saya hitung, udah....sekitar 6 orang, baik itu teman kul, tukang cukur langganan, temen kerja yang sama belum beruntung seperti kamu.
Bahkan "I", di pdam bekasi tahun lalu, aku kenal dengan p.sam yang sudah 9 tahun baru dikasih momongan. Ya alhamdulillah pas aku kenal dengan dia, dia baru diberi. Kalau inget guyonannya. "Udah bosan....". Pulang ke rumah, yg dilihat istri tok katanya waktu itu. Kemana-mana berdua, boncengan kayak pengantin baru terus. Terapi sudah mentok. Tapi baru dikasih setelah 9 tahun menikah.
Terus teman kul ku "I", dia baru dikasih setelah 3 tahun menikah. Tetapi yang paling ngenes, kalau liat mukanya, ya tukang cukur langgananku "I". Sepertinya dia dan istrinya saling menyalahkan. Tetapi menurutnya sih, sama-sama normal. Istrinya kadang berujar, "punya"mu terlalu kecil kayaknya (sorry parno). Bahkan suatu kali --kayaknya dia ingin menunjukkan bahwa dia laki-laki tulen--, maaf lo kalau agak parno (bukan pardi loya), itusih satpam tempatku. Pas aku siap untuk dicukur, dia tutup pintu, tak kira mau ngapain. Tiba-tiba dia tunjukkan, meski sebenarnya kaget bukan main "I", tetapi aku berusaha bersikap normal. Dia tanya, gimana mas, normalkan? wow, gw mau komentar, tapi dalam hati, gila juga nih orang. Emang gw apaan? busyeet dagh....
Emang sih I, dia udah cukup lama menikah, udah sekitar 7 tahunan. Wajarlah kalau udah agak hopless. Kasian juga kalau inget tuh orang I.

Gimana surabaya I, masih panas pastinya....

Sy lanjutin ya...
Dulukan terakhir kita bincang-bincang di rumahmu, km sangat yakin bahwa semua ini pastilah ada hikmahnya. Saya yakinlah, kau lebih paham dari aku soal itu. Tapi biasanya kalau yang ngejalanin lebih rumit mengsingkronkan antara teori dan realita yang sedang dihadapi. Dari mukamu sebenarnya agak hambar kata-kata "keyakinan" yang kamu ungkapkan.
Kawan, aku yakin kamu hafal betul tentang kisah Abul Anbiya Ibrahim AS. Bagaimana istrinya yang sudah sangat renta dikasih kehamilan. Secara medis jaman sekarang itu sudah gak masuk akal. Karena jangankan nenek-nenek seumuran Siti Sarah, kalau udah menophose I.Allah gak bisa punya anak lagi. Tapi itulah hakikatnya, semua Pengendali alam semesta termasuk kehidupan didalamnya adalah hanya Allah SWT. hanya dengan izinNya semua bisa berlaku. Kalau dia menginginkan apa yang tidak mungkin terjadi.
Yang pasti, Dia lebih tau yang terbaik untuk kita. Apa yang dipahami manusia sebagai sesuatu yang baik, belum tentu menurut Allah itu yang terbaik. Kita harus selalu baik sangka (husnuzhon) dengan apa yang Allah takdirkan buat kita. Kan katanya, Allah punya ketentuan sesuai dengan persangkaan kita padaNya. (kamu hafallah dalilnya tuh pak ustadz...:-)

Kamu ingetkan, ketika para sahabat mendengar dari Rosulullah bahwa telah turun perintah untuk meninggalkan hamr? Bagaimana digambarkan, saking yakinnya mereka akan ketentuan Allah, itu pasti yang terbaik. Sampai-sampai ada sahabat yang ketika menerima perintah itu, sedang menenggak hamr, sedang tanggung. Dia langsung membuang botolnya dan memuntahkan yang sedang dimulut, bahkan jari-jari tangannya dimasukkan ke kerongkongan barangkali masih ada tersisa.
Tapi itukan para sahabat kawan, generasi terbaik dari semua generasi umat Muhammad. Aqidah sudah menghujam kuat di dada-dada mereka. Paling tidak ada pelajaran dari cerita itu, bahwa keyakinan akan ketentuan Allah adalah sesuatu yang harus kita perkuat terus menerus. Tidak boleh meleng sedikitpun.

Okelah kawan, semoga kamu dan istrimu diberi kekuatan lebih menghadapi ujian ini. Kawanmu dari jauh I.Allah hanya bisa berdoa, semoga dicepatkan mendapat "Amanah" yang kalian idam-idamkan.

Sukses selalu, jangan galak-galak dengan anakmurid, karena sapa tau ada juga doa dari anakmuridmu yang kurang baik. :-)
Tengkiyu pak guru I, jangan putus hubungan ya, i ached ur style, frend.

Nit
Kawan dari Jauh.

NB. EM sekarang suka OL di YM, I. Sekali2i OL lah, kita kan bisa guyon kayak dulu...


1 komentar:

  1. baru baca bu indri...
    yah daripada ngelangut bu'
    kadang untuk mengusir rasa kesepian, mending menulis apa yg terbersit dipikiran hehehe

    BalasHapus