Selasa, 03 Agustus 2010

Kuingin memanggilmu, wahai Ayahnda
terutama ketika semangatku sedang terjun bebas,
kuingin membuka lembar-lembar kisahmu
pada alinea-alinea yang berkisah tentang masa kritis
yang mampu kau lewati

Kuingin mengenangmu, wahai Ayahnda
lebih-lebih saat jiwaku sedang rapuh,
aku ingin...
sepatakatamu yang melecutku kembali....


Negeri Masa Depan kumenyebutnya
tempat bersemayam sejuta angan masa depan
hastina yang penuh dengan bunga,
mengalirlah sungai-sungai madu,
sekitarnya, danau arak tak memabukkan,
sembari menikmati angin semilir...

Negeri adn Kau menyebutnya
negeri tujuan setelah kefanaan ini
sebuah negeri keabadian tentu saja
tanpa tepi, tanpa cakrawala....

Sebuah negeri yang pasti ada
pada suatu ketika.....