Sebenarnya ketika kita berpisah
aku tau kau hendak menunggu dimana
tapi aku tidak tau pasti kapan kita harus bertemu
lalu kita jalan sendiri-sendiri
aku terus melanglang buana
kamu terus terdiam sabar menungguku
ketika aku asyik dengan kefanaan ini
kau terdiam, ditempatmu tak beranjak
karena disitulah kita akan bertemu
tatkala aku sadar akan pertemuan itu
kau pun seakan tanpa perubahan mimik melihatku
tapi kepastianmu itu bukan kapan.....dimana.....
yang pasti kau selalu mengikutiku
meski kita telah berpisah....
sampai pada suatu titik
kau kembaranku
akan mencegatku
dimana pun kau tak peduli
kapanpun kaupun tak peduli
siap atau tidak
kau tak peduli
"kita harus kembali..."
kembali bersatu....
Selasa, 10 Maret 2009
Keteladanan-Keteladanan itu....(I)
Seperti biasa, selepas sholat berjamaah, Umar Al-Faruq menyapu wajah-wajah jamaah yang hadir dengan pandangan matanya yang tajam. Al-Faruq mengernyitkan keningnya tatkala tidak mendapati si Fulan yang biasa dibarisan terdepan. Setelah bertanya dengan para sahabat yang lain, ternyata si Fulan tidak hadir berjamaah karena lagi kurang enak badan.
Maka segera saja setelah sholat sunnah, Al-Faruq mendatangi rumah sahabat yang sedang tidak enak badan tsb.
Dari dalam rumah suara langkah kaki umar sudah terdengar. Istri sang sahabat memberi tahu bahwa Umar ibnul Khattab yang datang. Mendengar Umar yang datang, sang sahabat bergegas merapikan pakaian, dan segera membukakan pintu. Wajah sahabat terlihat gelisah ketika Al-Faruq memandangi wajahnya.
Umar: "Assalamu'alaykum ya Akhi...."
S: "wa alaykum salam wr wb....."
Umar: "Katanya engkau kurang enak badan....?"
S: "ya betul Amirul Mukminin...."
Karena Umar tau sang sahabat begitu ketakutan begitu mendengar yang bertamu adalah dirinya.
Umar : "Kamu ternyata lebih takut kepada Umar, ketimbang Allah Azza Wa Jalla. Yang memanggilmu lewat suara Mu'adzin....Ketahuilah bahwa hakekatnya, ketika muadzin mengumandangkan adzan maka Allah SWT sedang memanggilmu untuk menghadapNya di rumah2Nya yg disana dikumandangkan azan.."
Maka segera saja setelah sholat sunnah, Al-Faruq mendatangi rumah sahabat yang sedang tidak enak badan tsb.
Dari dalam rumah suara langkah kaki umar sudah terdengar. Istri sang sahabat memberi tahu bahwa Umar ibnul Khattab yang datang. Mendengar Umar yang datang, sang sahabat bergegas merapikan pakaian, dan segera membukakan pintu. Wajah sahabat terlihat gelisah ketika Al-Faruq memandangi wajahnya.
Umar: "Assalamu'alaykum ya Akhi...."
S: "wa alaykum salam wr wb....."
Umar: "Katanya engkau kurang enak badan....?"
S: "ya betul Amirul Mukminin...."
Karena Umar tau sang sahabat begitu ketakutan begitu mendengar yang bertamu adalah dirinya.
Umar : "Kamu ternyata lebih takut kepada Umar, ketimbang Allah Azza Wa Jalla. Yang memanggilmu lewat suara Mu'adzin....Ketahuilah bahwa hakekatnya, ketika muadzin mengumandangkan adzan maka Allah SWT sedang memanggilmu untuk menghadapNya di rumah2Nya yg disana dikumandangkan azan.."
.::HIDUP INI ADALAH AYAT-AYAT::.
Ketika ruh ini Allah tiupkan dalam jasad lemah dalam rahim sang bunda
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika Ibunda mengayunkan langkahnya dengan berat karena rahimnya telah semakin membesar
Dan kepayahan demi keletihan terus dirasakan sang ibunda
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika sang buah hati untuk pertama kali menghirup udara mayapada ini
dan rasa lega disanubari sepasang manusia tegar itu
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika masa kanak-kanak
jengah dan suka yang keduanya rasakan
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika beranjak remaja, kita hanya bisa mengeluh dan keluh kesah
dan tidak peduli dengan kesulitan keduanya
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika sampai suatu fase
dimana saatnya kita menjadi orangtua
maka saat itu pula tertulis sebuah Ayat....
Dan terus berulangnya
kehidupan ini
itu adalah kumpulan Ayat-Ayat
Untuk sebuah renungan
dan ibroh
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika Ibunda mengayunkan langkahnya dengan berat karena rahimnya telah semakin membesar
Dan kepayahan demi keletihan terus dirasakan sang ibunda
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika sang buah hati untuk pertama kali menghirup udara mayapada ini
dan rasa lega disanubari sepasang manusia tegar itu
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika masa kanak-kanak
jengah dan suka yang keduanya rasakan
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika beranjak remaja, kita hanya bisa mengeluh dan keluh kesah
dan tidak peduli dengan kesulitan keduanya
maka tertulislah sebuah Ayat.....
Ketika sampai suatu fase
dimana saatnya kita menjadi orangtua
maka saat itu pula tertulis sebuah Ayat....
Dan terus berulangnya
kehidupan ini
itu adalah kumpulan Ayat-Ayat
Untuk sebuah renungan
dan ibroh
.:: Empat Matahari ::.
Matahari itu telah terbit dalam 4 sinaran
Menembus dalam sedalam apapun sanubari
Matahari itu telah terbit dalam 4 kemilau
Sinaran yang tidak pernah redup
Sinaran yang terus memacu semangat terus menembus segala aral
Sinaran yang terus menghancurkan segala keluh kesah
Matahari itu telah terbit dalam 4 jurus cahaya
Cahayanya tidak pernah meredup
Cahayanya terus menghentakkan langkah
Cahayanya terus memberikan guide kemana langkah terbaik
yang harus kaki berjejak
Cahayanya terus dan terus.....
Matahari itu telah terbit....
Menembus dalam sedalam apapun sanubari
Matahari itu telah terbit dalam 4 kemilau
Sinaran yang tidak pernah redup
Sinaran yang terus memacu semangat terus menembus segala aral
Sinaran yang terus menghancurkan segala keluh kesah
Matahari itu telah terbit dalam 4 jurus cahaya
Cahayanya tidak pernah meredup
Cahayanya terus menghentakkan langkah
Cahayanya terus memberikan guide kemana langkah terbaik
yang harus kaki berjejak
Cahayanya terus dan terus.....
Matahari itu telah terbit....
Langganan:
Komentar (Atom)